Di dunia politik Indonesia, hanya sedikit tokoh yang mendapat perhatian dan intrik seperti Prabowo Subianto. Mantan jenderal yang beralih menjadi politisi ini telah lama menjadi tokoh yang terpolarisasi di negara ini, dengan para pendukungnya memuji dia sebagai pemimpin yang kuat dan tegas, sementara para kritikus menuduhnya sebagai orang yang otoriter dan haus kekuasaan.
Meningkatnya popularitas Prabowo dalam politik Indonesia sungguh luar biasa. Lahir dari keluarga politik terkemuka, ia mengikuti jejak ayah dan kakeknya dengan bergabung dengan militer. Dia dengan cepat naik pangkat, akhirnya menjadi jenderal tertinggi di tentara Indonesia. Namun, karirnya mengalami perubahan kontroversial pada tahun 1998 ketika ia dipecat dari militer karena dugaan keterlibatannya dalam pelanggaran hak asasi manusia pada rezim Suharto.
Meskipun mengalami kemunduran, Prabowo tetap aktif dalam politik, mendirikan Partai Gerindra pada tahun 2008 dan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2014 dan 2019. Meskipun ia akhirnya kalah dalam kedua pemilu melawan Joko Widodo, daya tariknya terhadap segmen tertentu dari masyarakat Indonesia tetap kuat.
Salah satu faktor kunci di balik popularitas Prabowo yang bertahan lama adalah kepribadiannya yang mistis dan penuh teka-teki. Sering digambarkan sebagai sosok yang penyendiri dan misterius, ia telah menumbuhkan citra seorang pemimpin yang kuat dan tegas yang tidak takut mengambil alih kekuasaan. Latar belakang militer dan retorika nasionalisnya juga membuat beliau disayangi oleh banyak masyarakat Indonesia yang melihatnya sebagai pembela kepentingan mereka.
Namun, para pengkritiknya berpendapat bahwa kecenderungan otoriternya dan kedekatannya dengan militer menjadikannya pilihan yang berbahaya bagi masa depan Indonesia. Mereka menunjuk pada tindakannya di masa lalu, seperti dugaan keterlibatannya dalam penculikan dan penyiksaan aktivis politik, sebagai bukti ambisinya yang kejam.
Teka-teki terhadap Prabowo semakin mendalam dalam beberapa tahun terakhir, karena ia memposisikan dirinya sebagai oposisi utama terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo. Meskipun ia kadang-kadang berselisih dengan presiden mengenai masalah kebijakan, Prabowo juga diketahui bekerja sama dengan pemerintah dalam isu-isu tertentu, sehingga menimbulkan tuduhan oportunisme politik.
Menjelang pemilihan presiden berikutnya pada tahun 2024, pertanyaan tentang niat dan ambisi sebenarnya dari Prabowo semakin besar. Akankah dia sekali lagi angkat topi dan menantang Joko Widodo sebagai presiden? Atau akankah ia terus menggunakan pengaruhnya dari luar, membentuk lanskap politik sesuai dengan citranya?
Apapun masa depan Prabowo Subianto, satu hal yang pasti: kepribadiannya yang penuh teka-teki dan masa lalunya yang kontroversial akan terus membayangi politik Indonesia selama bertahun-tahun yang akan datang. Suka atau tidak suka terhadapnya, tidak dapat disangkal bahwa Prabowo tetap menjadi salah satu tokoh paling menarik dan memecah belah dalam sejarah politik Indonesia.
